Minggu, 16 November 2008

Iklan Permen dan Pemuda???


Teringat sebuah iklan permen yang isinya cukup menarik bagiku.
Seorang guru bertanya kepada siswanya,”Kenapa Pattimura bisa tertangkap oleh Portugis,Bimo!”. Dan si siswa itu pun menjawab dengan wajah kebingungan.”Takdir,Pak…”. Sontak saja sang guru tak bisa bicara mendengar jawaban seperti itu.. Bagaimana mungkin seseorang yang notabene seorang pelajar berkata seperti itu..
Hah..ha…ha.. iklan itu memang lucu. Iklan tersebut pun mengingatkanku pada tanggal 10 November. Ya hari Pahlawan. Itulah hari dimana rakyat Surabaya dengan tekadnya untuk mempertahankan kemerdekaan berperang melawan pasukan Sekutu yang diikuti Belanda. Pada hari itu pula muncul seorang pemuda Indonesia yang hingga kini terkenal namanya. Dialah Bung Tomo, seorang mujahid yang menyemangati rakyat Surabaya dengan ucapan takbir..
Yah…Itulah potret perjuangan pemuda masa lalu. Pemuda yang hidup dalam masa kemerdekaan. Dan memang itulah saat keemasan bangsa kita, pada saat itu kita patut bangga dengan pemuda-pemuda yang kita miliki.
Sepanjang perjalanan bangsa ini, pemuda selalu menjadi pionir-pionir perubahan di negara ini. Kita lihat, perubahan pola perjuangan kemerdekaan berubah sejak Sumpah Pemuda 1928. Selain itu, para pemuda jugalah yang menggulingkan pemerintahan Orde Lama yang hingga kini kita kenal dengan angkatan 66, dan terakhir adalah para pahlawan Reformasi yang telah menurunkan tahta Soeharto setelah 32 tahun berkuasa.
Hingga kini, masih banyak lagi pemuda yang peduli akan nasib umat dan nasib bangsa. Hanya saja pola pemikiran dan pandangan mereka terhadap negara pun telah berubah..
Pemerintahan reformasi telah 10 tahun berjalan. Namun tidak ada perubahan yna gberarti sampai saat ini. Pemuda-pemuda yang dulu bersemangat untuk mengubah negeri, faktanya mereka sendirilah yang menghancurkan impian mereka sendiri. Sebagai contoh, Soekarno, Bapak Proklamasi Indonesia merupakan pemuda yang sangat gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan. Akan tetapi, setelah beliau memimpin justru beliaulah yang menghancurkan pemerintahannya sendiri. Beliau menghancurkan semua yang telah diperjuangkannya dengan paham NASAKOM yang dibuatnya. Begitu juga angkatan 66, setelah mereka memimpin negeri ini mereka juga yang menjadi tikus-tikus Negara. Sisanya Orde Reformasi, hingga saat ini kita belum melihat kemajuan berarti dari Reformasi.. Yang ada justru globalisasi yang semakin tidak karuan. Hal tersebut membuat pemuda-pemuda kita terlena dengan kehidupan dunia, lupa dengan tujuan mulia bangsa.
Namun, sayang… pemuda-pemuda yang dibutuhkan kini malah sibuk dengan urusan yang tak penting. Jika kita bertanya kepada mereka apakah mereka mau mengubah Indonesia pasti menjawab ‘ya’. Tetapi, tanyaknlah bagaimana keadaan Indonesia saat ini? Mereka pesimis dengan keadaan bangsa ini!! Mereka pesimis bahwa umat Islam Indonesia akan bangkit!! Lalu pertanyaannya, APAKAH MUNGKIN PEMUDA BISA MEMBANGUN BANGSA DENGAN RASA PESIMIS DI DALAM JIWANYA???
Jawabannya adalah tidak!!!!
Bagaimana bisa kita keluar dari kegelapan jika kita tidak melihat sebuah cahaya??
Tentunya untuk keluar dari kegelapan kita membutuhkan sebuah cahaya.
Begitu juga dengan bangsa ini, para pemuda sudah selayaknya memiliki harapan besar untuk majunya negeri ini.. Pemuda saat ini sudah saatnya memiliki idealisme yang jelas..
Ketika idealisme pemuda yang telah tertanam dalam dirinya tidak bersingkronisasi dengan realitas yang ada, maka akan timbul kegelisahan.. Dan kegelisahan itulah yang kita tunggu.. Selamanya, tidak akan pernah nyaman hidup dalam kegelisahan. Pada akhirnya kegelisahan yang ada itu akan membuat pemuda berani untuk melangkah demi mewujudkan kebenaran yang ia yakini.
Tapi sayangnya, kegelisahan-kegelisahan yang ada masih bersifat terpisah-pisah sehingga sulit untuk bergerak. Oleh karena itu, bagi para aktivis dakwah yang mencintai kebaikan.. Tugas kita saat ini adalah mengubah bangsa ini… Kita satukan kegelisahan-kegelisahan yang ada dalam setiap harakah di negeri ini.. Jangan pernah menyerah walaupun yang kita hadapi adalah gunung yang menjulang tinggi, yakinlah bahwa suatu saat nanti kita akan mengubah keadaan dengan hal yang lebih baik.. Yaitu, ISLAM..
Allahuakbar!! Allahuakbar!! Nahnu Ansharullah!! Allahuakbar!

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”
(An-Nur:55)

Minggu, 09 November 2008

Hmmm... Pusing!!!

Hmm…

“Aku senang, aku senang…..
Tapi bingung, aku bingung…
Aku senang, aku senang…
Tapi heran, aku heran”

Lirik lagu Fatih ini seperti menggambarkan perasaanku akhir-akhir ini.
Aku sangat senang karena Allah masih memberikan kepadaku rasa cinta untuk berjuang di jalan-Nya, walaupun seringkali kulupa bagaimana caranya untuk istiqamah di jalan tersebut.
Salah satunya adalah yang masalah terakhir adalah permasalahan antara aku dengan seorang akhwat.

Saya sering mendengar orang yang mengatakan, kalo akhwat itu sensitive… tapi,sampai mana batasannya?? Aku tak pernah tahu… Sampai akhirnya seorang akhwat marah padaku..
Aku bingung, bagaimana bisa?? Aku hanya berkata ini salah, tapi sepertinya perkataan ‘salah’ yang kukatakan memang salah posisi, salah sasaran, dan salah kondisinya. Yang akhirnya membuat saya menjadi seorang yang tersalahkan, segalanya serasa salah….
Yah… mau gimana lagi?? Saya akhirnya menjadi orang yang merasa bersalah karena telah berkata seperti itu.

Namun, kesalahan diksi yang kuucapkan telah membuka pikiranku dunia tentang seluk beluk dunia per’akhwat’an di dunia dakwah..
Ternyata, memang akhwat itu sulit diduga.. Banyak maunya!!
Aku sempet kaget waktu dibilang banyak akhwat yang ga suka sama sikapku yang terlalu tiis pada mereka. Mereka menganggapku sebagai orang yang sinis, lempeng, keras, dan tidak peduli dengan mereka.. bahkan aku tambah shock ketika ada akhwat yang bilang, kalo saya adalah ikhwan yang paling banyak menimbulkan masalah di kalangan akhwat!!! Ya, hanya karena ke’tiis’an yang terlalu berlebihan pada mereka.
Huuuh……….

Perkataan(persaksian sebenarnya) yang dikatakan oleh seorang akhwat itu, walaupun sebenarnya unruk mengatasi masalah, tapi bagiku hal tersebut seperti shock therapy yang justru bikin jiwa dan raga ini semakin sakit..
Akhwat itu bilang, kalo saya ga pernah sadar setiap akhwat yang liat saya pasti ngeliat dengan sinis.. Tapi mau gimana lagi, kalo ketemu aku pun ga pernah melihat mereka dengan lama-lama(cukup sekali saja dan ga usah diulang!!).. dan aku pun beranggapan kalau akhwat melihat dengan sinis, itu adalah hal yang wajar.. kirain salah satu cara menjaga hijab. Ternyata ga..
Pesan buat yang baca (terutama aktivis ikhwan), sama akhwat harus tau batasannya.. Ga boleh terlalu deket, dan ga boleh juga terlalu tiis…
Semoga bermanfaat!!!